Ghazwul Fikri
(PERANG PEMIKIRAN)
Pengertian Ghazwul Fikri
(GF)
Ø
Secara Bahasa
Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah
dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi.
Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri
adalah serangan atau serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara
bahasa diartikan sebagai invansi pemikiran.
Ø
Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan
dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat
islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan
hal – hal yang tidak islami.
Sejarah dan
Penjelasan Ghazwul Fikri (GF)
Sejarah
Ghazwul Fikri sudah ada setua umur
manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika
berkata kepada Adam AS., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah
ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (QS
Al–A’Raaf/7: 20). Sejarah lahirnya ghazwul fikri dimulai oleh Abdullah
bin Saba sebagai bapak ghazwul fikri, kemudian terjadi gerakan penerjemahan
kitab-kitab filsafat Yunani kedalam bahasa Arab pada zaman Khilafah Abbasiyah
sebagai satu fase dari ghazwul fikri. Selanjutnya beramai-ramai orang
oriantalis belajar Islam di Andalusia pasca perang salib. Lalu adanya
pengkhususan studi Islam / oriantalisme pada perguruan-perguruan tinggi barat,
yang menghasilkan runtuhnya Khilafah Islamiyah di Turki. Selanjutnya muncullah
gerakan pecah belah umat dan penghancuran akhlak pada zaman kolonialisme.
Dalam perkataannya ini iblis
tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian (Adam AS), seperti yang
telah dijelaskan ayat tersebut, tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan
pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam AS tidak punya
pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa
kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan
informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya
orang-orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
Di era saat ini, ghazwul
fikri terus berkembang, bahkan menyesatkan kaum-kaum
muda dan intelektual. Sekedar Contoh, negara barat dengan berbagai lembaga dan
wadah kegiatannya, banyak memberikan fasilitas beasiswa studi gratis ke luar negeri. Pemuda dan pemudi yang
cerdas dari negeri muslim ditawari untuk kuliah di universitas-universitas
favorit yang ada di sana. Di bidang ilmu-ilmu sosial, mereka dipilihkan ke
program studi yang rentang terhadap ghazwul fikri, misalnya filsafat,
antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka ‘dikader’ untuk menjadi ahli
dibidang tersebut, kemudian dipulangkan ke negeri masing-masing. Harapannya,
mereka dapat menjadi pelaku utama dalam ghazwul fikri atau merusak
Islam dari dalam. Biasanya mereka membawa perubahan dan pembaharuan atau
modernisasi. Semua yang mereka ‘kader’ akan ‘dikondisikan sedemikian rupa
dengan segala cara sehingga rusak dan luntur rasa keagamaan (Islam)nya, luntur
akidah, akhlak dan rusak pemikirannya. Mereka didekatkan dengan lawan jenisnya
yang cantik atau tampan, diajaknya minum-minum, jalan-jalan, kumpul kebo, atau
yang lainnya, diajak diskusi secara kontinyu dengan tema-tema yang dapat
menggiring kepada pelecehan dan perendahan Islam oleh orang-orang tertentu yang
ahli dan dipaksa membuat karya tulis dengan literatur yang telah ditentukan dan
merusak Islam. Akhirnya setelah studinya selesai dan pulang ke negerinya, si
pelajar atau mahasiswa tersebut menjadi orang yang telah tercabut dari akar
budaya dan keislamannya.
Jika yang menjadi korban ghazwul
fikri adalah seorang tokoh terkemuka dan berpengaruh, maka racun ghazwul
fikri itu segera menjalar secara cepat, karena tokoh tersebut akan diikuti
dan ditiru oleh pengikut dan penggemarnya. Akhirnya, secara tidak sadar
masyarakat terjerumus kedalam jurang kehidupan yang semakin jauh dari
nilai-nilai dan ajaran Islam. Mengingat begitu besarnya bahaya dan akibat ghazwul
fikri bagi kehidupan umat Islam, maka perlu bagi kaum muslimin untuk
memahami ghazwul fikri dan aplikasinya dalam realitas kehidupan
sehari-hari. Sebab tanpa mengerti hakikat dan keberadaannya tidak akan dapat
menghindari serangan ghazwul fikri dan otomatis umat Islam tidak bisa
melawannya.
Kesadaran terhadap adanya musuh
membuat kita semakin peka terhadap apa yang sebenarnya terjadi dan saat itulah
kita akan terbebas dari tipu daya atau paling tidak kita mampu mengantisipasi
tipu daya yang mungkin terjadi pada diri kita yang akan mencelakakan kita.
Salah satu di antara permasalahan yang paling penting untuk disadari oleh umat
Islam khususnya pada saat sekarang ini adalah tentang ghazwul fikri (perang
pemikiran) yakni suatu inovasi pemikiran atau suatu gerakan yang sangat hebat
dalam persoalan pemikiran.
Perang pemikiran menyangkut berbagai
aspek kehidupan manusia. Tidak hanya mengenai masalah-masalah ilmu pengetahuan,
tapi juga seluruh dimensi kehidupan diawali dengan pemikiran itu sendiri.
Terutama persepsi yang seringkali kita munculkan, seringkali kita dengar dari
orang-orang, itu jelas merupakan bagian dari proses yang sedang digarap dalam
proses Al Ghazwul Fikri.
Penting kita melihat bagaimana
sebenarnya kondisi umat Islam sekarang ini. Banyak sekali
kemunduran-kemunduran, khususnya pada abad-abad terakhir ini. Setelah umat
Islam di masa-masa kejayaannya pertama di masa Rasulullah saw, kemudian masa
para sahabatnya. Dilanjutkan para tabiin dan tabiin sampai 7 abad berikutnya.
Sampai kemudian dilanjutkan lagi dengan peradaban di Andalus sebagai inspirasi
dari renaissance yang terjadi di barat. Renaissance dalam Islam ada 2
yaitu:
1. Renaissance di timur yang seringkali
oleh sejarawan muslim dilihat dengan kebangkitan Islam, peradaban dan ilmu
pengetahuan di Baghdad.
2. Renaissance di barat yaitu dengan
peradaban yang pernah dimiliki oleh Islam yang berada di Andalus, sebagai
inspirator bagi berkembangnya ilmu pengetahuan bahkan lahirnya pencerahan atau
renaissance di Eropa.
Jika kita melihat pada kehebatan
umat Islam saat itu, lalu mengapa saat ini umat Islam justru mengalami anti
klimaks yang sangat merugikan umat Islam itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang
terjadi secara tiba-tiba, apalagi mempermasalahkan Allah SWT dengan mengatakan
bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu penting sekali kita mencoba
mengevaluasi, merenungkan, mencari sebab-sebab apa sajakah yang mengakibatkan
kemunduran kaum muslimin ini.
Tujuan adanya ghazwul fikri ialah menciptakan manusia
muslim yang terputus secara psikologis dan emosional dengan Agama Islam.
Menciptakan permusuhan antar ummat Islam. merusak akhlak dan menyebarkan
maksiat ditengah-tengah ummat Islam. Menyebarkan faham materialisme, konsumerisme,
hedonisme dikalangan umat Islam dan mengabaikan aspek rohani dan ibadah.
Menghilangkan kebencian terhadap musuh-musuh islam dan merubahnya menjadi
kekaguman bahkan menjadikan mereka sebagai panutan.
Ghazwul fikri menggunakan beberapa sarana dalam
melakukan gerakannya, seperti sarana pendidikan, mereka menyebarkan sifat
dikotomi antara sekolah umum dengan sekolah agama, tidak memprioritasskan
masalah akhlak dan menyebarkan dosa dan maksiat. Kemudian dengan sarana media
massa, mereka menjadikan ahli dosa sebagai idola, membuat daya tarik yang
melalaikan umat islam dari ibadah mahdah. Kemuadian dengan sarana budaya,
mereka berusaha melestarikan bahkan mengembangkan budaya-budaya yang
bertentangan dengan ajaran murni Islam (termaksud banyak unsur bid'ah dan
syirik didalamnya), menyebarkan budaya dan pola hidup non muslim, membudayakan
sifat malas ibadah, membudayakan hidup santai, selalu ingin bersenang-senang,
selalu ingin pesta seremonial belaka, agar ummat Islam ini pasif, statis, tidak
produktif, ketinggalan (pikirannya masih kolot) dan seterusnya
Sehingga
dimasyarakat beredarlah isu-isu bahwa tidak wajib pakai jilbab karena itu
budaya orang Arab, bermunculanlah gerakan-gerakan emansipasi, feminisme,
persamaan gender yang mempengaruhi dan meminta dukungan dari ummat Islam,
menyerukan agar waspada kepada terorisme, kepada kaum ekstrim, kepada kelompok
fundamentalisme.
Faktor-Faktor Ghazwul Fikri (GF)
Para ulama berhasil menemukan dan
merumuskan sebab-sebab kemunduran kaum muslimin ini ditinjau dari 2 faktor.
1.
Faktor Internal
a. Akibat jauhnya umat Islam dari Kitabullah
dan As Sunnah .
Kitabullah yang dulu pertama kali
diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, yang kemudian Rasulullah SAW
mengajarkan kepada umatnya dengan sebaik-baik pengajaran. Kitabullah yang telah
mengangkat harkat derajat manusia dari ke-jahiliyah-an yakni masyarakat
yang diliput dengan kebodohan. Dengan Kitabullah mereka bangkit dengan memiliki
persepsi yang baru tentang kehidupan. Rasul membacakan ayat-ayat Allah kepada
para sahabatnya, sehingga membentuk skema berfikir dan konsep diri yang
mengakibatkan cara melihat para sahabat kepada dirinya berbeda dengan
cara melihat waktu dulu sebelum mereka menjadi muslim. Mereka tidak pernah
berfikir akan mampu mengalahkan Romawi dan Persia, tetapi dengan Islam mereka
memiliki konsep diri yang baru dan kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka
akan menjadi bangsa besar bahkan mampu menenggelamkan Romawi dan Persia
dan itu sudah terbukti.
Jauhnya umat Islam dari Kitabullah
dan Sunnah Rasul-Nya merupakan salah satu yang mengakibatkan umat Islam kini
mempunyai konsep diri yang buruk sekali. Seringkali kita menghambat diri kita
dari kemajuan yang seharusnya kita capai dengan misalnya mengatakan tidak
mungkin menyaingi mereka (musuh-musuh Islam). Menjauhkan umat Islam dari bahasa
Al Qur’an adalah akibat yang timbul dari perang pemikiran ini. Seringkali kita
mempunyai persepsi bahwa belajar bahasa Al Qur’an (bahasa Arab) itu sulit.
b. b. Adanya ketidakpercayaan umat kepada
Islam.
Akibat persepsi umat Islam sendiri
tentang Islam yang tidak jelas karena bukan Islam yang dipelajari dan dipahami
dari Al Qur’an dan Hadits. Dan orang-orang yang benar-benar menguasai tentang
itu sangat sedikit akibatnya adalah ketika nilai-nilai yang sesungguhnya cukup kaya
dalam Qur’an dan Sunnah tidak lagi dimiliki oleh umat Islam, pada saat itulah
umat Islam kekurangan dan kehilangan nilai. Maka yang terjadi adalah munculnya
kekalahan internal.
c. c.Taklid (ikut-ikutan).
Karena umat tidak punya nilai, tidak
memiliki prinsip-prinsip yang sangat berharga sebagaimana yang ada di dalam Al
Qur’an dan As Sunnah, akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari nilai dari
orang lain. Kalau sudah demikian yang terjadi, maka mereka akan mengikuti apa
saja sesuai dengan kebiasaan orang lain. Akibatnya adalah ikut-ikutan. Ini yang
pernah diantisipasi oleh Rasulullah SAW, dalam haditsnya “Sungguh kalian akan
mengikuti cara-cara Sunan, gaya-gaya orang-orang sebelum kalian satu jengkal,
satu hasta, satu depa, secara bertahap sehingga sampai mereka memasuki lubang
biawak sekalipun kalian akan mengikutinya”. Para sahabat bertanya, ”Yahudi dan
Nasrani?”. Jawab Rasul, ”Siapa lagi kalau bukan mereka”.
Antisipasi ini nampaknya sudah
terasa di masa sekarang. Penyebabnya adalah umat ini telah kehilangan nilai,
prinsip dan tidak punya paradigma dalam hidup serta konsep hidup tidak jelas.
Padahal dalam Qur’an dan Sunnah sangat kaya dengan seluruh prinsip kehidupan
manusia.
d. d.Tafriqoh (terjadinya perpecahan di
kalangan umat).
Banyaknya organisasi-organisasi dan
partai-partai umat Islam yang diakibatkan karena umat sekarang ini tidak punya
nilai konsep persatuan dan kesatuan fikrah pemikiran, dan aqidah. Semua
terpecah dengan mengikuti pahamnya masing-masing. Akibatnya mereka pun
tertinggal dari berbagai macam gelombang kontemporer yang terus berkembang.
Seringkali umat Islam tertinggal dalam perkembangan dunia.
2.
Faktor Eksternal
A.
Empat S (4-S)
a. Sing
Musik dengan berbagai jenis dan instrumennya.
b. Sex
Gambar-gambar pornografi dan film-film yang
ditayangkan di televisi yang
sarat dengan unsur pornografi.
c. Sport
Kegilaan terhadap olahraga yang tampaknya secara
lahiriah membawa kebaikan bahkan mengangkat nama bangsa jika berprestasi, namun
yang sering dilupakan oleh umat Islam adalah bentuk pakaian yang digunakan di
berbagai cabang olahraga yang tidak mencerminkan kultur Islam.
d. Smoke
Rokok sudah umum dikonsumsi oleh genersi tua maupun
muda, di kalangan awam, intelektual, maupun kaum santri. Jumhur ulama
berpendapat bahwa hukum rokok adalah makruh (sesuatu yang dibenci Allah dan
Rasul-Nya). Kecanduan merokok secara umum di kalangan umat Islam, tentunya
membawa dampak negatif bagi ketegaran
ibadah dan jiwa perjuangan umat, di dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar
secara utuh, serta menghalangi turunnya rahmat Allah kepada mereka.
B. Empat F (4-F)
a. Fun
Lawakan atau tontonan-tontonan yang lucu yang mengajak
pemirsanya bergelak tawa, yang sering kali kita jumpai di televisi, panggung-panggung
hiburan dan lain-lain. Yang patut disesalkan adalah kegiatan dakwah atau
ceramah agama yang terkadang porsi lawakannya justru lebih banyak dari fatwa
atu isi dakwah itu sendiri.
b. Fashion
Generasi muda merupakan konsumen utama dari perkembangan
model pakaian yang biasanya banyak berkiblat pada tren model Barat. Sehingga
mereka menjadi korban mode yang jauh dari tuntunan Islam.
c. Food
Berbagai macam dan merk makanan siap saji dengan
sangat mudah sekali cara mendapatkannya dengan harga yang cukup relatif
terjangkau. Sisi lain dari makanan jadi ini adalah proses pembuatannya yang
terkadang tidak jelas halal haramnya.
d. Faith
Kepercayaan yang dimaksud adalah berbagai paham yang
dikembangkan oleh orang-orang kafir seperti; Liberalisme, Zionisme,
Sekularisme, Kapitalisme, Nasionalisme, Demokrasi ala Barat, Weternisasi,
Kristenisasi, Emansipasi, Karierisasi, dan pemberlakuan HAM yang melebihi
ketentuan hukum syara’ sesuai yang termaktub dalam Al-qur’an dan Al-hadits.
Demikianlah
beberapa isi dari ghazwul fikri yang harus dan wajib diketahui oleh umat Islam
diseluruh penjuru dunia, karena ghazwul fikri ini sangat dahsyat dalam
mempengaruhi jalan pemikiran umat Islam itu sendiri.
*Dikutip dari berbagai sumber*
*Dikutip dari berbagai sumber*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar