9 Maret 2014

Ghazwul Fikri


Ghazwul Fikri

(PERANG PEMIKIRAN)

Pengertian Ghazwul Fikri (GF)
Ø Secara Bahasa

Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan sebagai invansi pemikiran.
Ø Secara Istilah

Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal – hal yang tidak islami.


Sejarah dan Penjelasan Ghazwul Fikri (GF)
Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam AS., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (QS Al–A’Raaf/7: 20). Sejarah lahirnya ghazwul fikri dimulai oleh Abdullah bin Saba sebagai bapak ghazwul fikri, kemudian terjadi gerakan penerjemahan kitab-kitab filsafat Yunani kedalam bahasa Arab pada zaman Khilafah Abbasiyah sebagai satu fase dari ghazwul fikri. Selanjutnya beramai-ramai orang oriantalis belajar Islam di Andalusia pasca perang salib. Lalu adanya pengkhususan studi Islam / oriantalisme pada perguruan-perguruan tinggi barat, yang menghasilkan runtuhnya Khilafah Islamiyah di Turki. Selanjutnya muncullah gerakan pecah belah umat dan penghancuran akhlak pada zaman kolonialisme.


Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian (Adam AS), seperti yang telah dijelaskan ayat tersebut, tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam AS tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang-orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

Di era saat ini, ghazwul fikri terus berkembang, bahkan menyesatkan kaum-kaum muda dan intelektual. Sekedar Contoh, negara barat dengan berbagai lembaga dan wadah kegiatannya, banyak memberikan fasilitas beasiswa studi gratis ke luar negeri. Pemuda dan pemudi yang cerdas dari negeri muslim ditawari untuk kuliah di universitas-universitas favorit yang ada di sana. Di bidang ilmu-ilmu sosial, mereka dipilihkan ke program studi yang rentang terhadap ghazwul fikri, misalnya filsafat, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka ‘dikader’ untuk menjadi ahli dibidang tersebut, kemudian dipulangkan ke negeri masing-masing. Harapannya, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam ghazwul fikri atau merusak Islam dari dalam. Biasanya mereka membawa perubahan dan pembaharuan atau modernisasi. Semua yang mereka ‘kader’ akan ‘dikondisikan sedemikian rupa dengan segala cara sehingga rusak dan luntur rasa keagamaan (Islam)nya, luntur akidah, akhlak dan rusak pemikirannya. Mereka didekatkan dengan lawan jenisnya yang cantik atau tampan, diajaknya minum-minum, jalan-jalan, kumpul kebo, atau yang lainnya, diajak diskusi secara kontinyu dengan tema-tema yang dapat menggiring kepada pelecehan dan perendahan Islam oleh orang-orang tertentu yang ahli dan dipaksa membuat karya tulis dengan literatur yang telah ditentukan dan merusak Islam. Akhirnya setelah studinya selesai dan pulang ke negerinya, si pelajar atau mahasiswa tersebut menjadi orang yang telah tercabut dari akar budaya dan keislamannya.

Jika yang menjadi korban ghazwul fikri adalah seorang tokoh terkemuka dan berpengaruh, maka racun ghazwul fikri itu segera menjalar secara cepat, karena tokoh tersebut akan diikuti dan ditiru oleh pengikut dan penggemarnya. Akhirnya, secara tidak sadar masyarakat terjerumus kedalam jurang kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai dan ajaran Islam. Mengingat begitu besarnya bahaya dan akibat ghazwul fikri bagi kehidupan umat Islam, maka perlu bagi kaum muslimin untuk memahami ghazwul fikri dan aplikasinya dalam realitas kehidupan sehari-hari. Sebab tanpa mengerti hakikat dan keberadaannya tidak akan dapat menghindari serangan ghazwul fikri dan otomatis umat Islam tidak bisa melawannya.

Kesadaran terhadap adanya musuh membuat kita semakin peka terhadap apa yang sebenarnya terjadi dan saat itulah kita akan terbebas dari tipu daya atau paling tidak kita mampu mengantisipasi tipu daya yang mungkin terjadi pada diri kita yang akan mencelakakan kita. Salah satu di antara permasalahan yang paling penting untuk disadari oleh umat Islam khususnya pada saat sekarang ini adalah tentang ghazwul fikri (perang pemikiran) yakni suatu inovasi pemikiran atau suatu gerakan yang sangat hebat dalam persoalan pemikiran.

Perang pemikiran menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Tidak hanya mengenai masalah-masalah ilmu pengetahuan, tapi juga seluruh dimensi kehidupan diawali dengan pemikiran itu sendiri. Terutama persepsi yang seringkali kita munculkan, seringkali kita dengar dari orang-orang, itu jelas merupakan bagian dari proses yang sedang digarap dalam proses Al Ghazwul Fikri.

Penting kita melihat bagaimana sebenarnya kondisi umat Islam sekarang ini. Banyak sekali kemunduran-kemunduran, khususnya pada abad-abad terakhir ini. Setelah umat Islam di masa-masa kejayaannya pertama di masa Rasulullah saw, kemudian masa para sahabatnya. Dilanjutkan para tabiin dan tabiin sampai 7 abad berikutnya. Sampai kemudian dilanjutkan lagi dengan peradaban di Andalus sebagai inspirasi dari renaissance yang terjadi di barat. Renaissance dalam Islam ada 2 yaitu:


1. Renaissance di timur yang seringkali oleh sejarawan muslim dilihat dengan kebangkitan Islam, peradaban dan ilmu pengetahuan di Baghdad.

2. Renaissance di barat yaitu dengan peradaban yang pernah dimiliki oleh Islam yang berada di Andalus, sebagai inspirator bagi berkembangnya ilmu pengetahuan bahkan lahirnya pencerahan atau renaissance di Eropa.


Jika kita melihat pada kehebatan umat Islam saat itu, lalu mengapa saat ini umat Islam justru mengalami anti klimaks yang sangat merugikan umat Islam itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, apalagi mempermasalahkan Allah SWT dengan mengatakan bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu penting sekali kita mencoba mengevaluasi, merenungkan, mencari sebab-sebab apa sajakah yang mengakibatkan kemunduran kaum muslimin ini.

Tujuan adanya ghazwul fikri ialah menciptakan manusia muslim yang terputus secara psikologis dan emosional dengan Agama Islam. Menciptakan permusuhan antar ummat Islam. merusak akhlak dan menyebarkan maksiat ditengah-tengah ummat Islam. Menyebarkan faham materialisme, konsumerisme, hedonisme dikalangan umat Islam dan mengabaikan aspek rohani dan ibadah. Menghilangkan kebencian terhadap musuh-musuh islam dan merubahnya menjadi kekaguman bahkan menjadikan mereka sebagai panutan.

   Ghazwul fikri menggunakan beberapa sarana dalam melakukan gerakannya, seperti sarana pendidikan, mereka menyebarkan sifat dikotomi antara sekolah umum dengan sekolah agama, tidak memprioritasskan masalah akhlak dan menyebarkan dosa dan maksiat. Kemudian dengan sarana media massa, mereka menjadikan ahli dosa sebagai idola, membuat daya tarik yang melalaikan umat islam dari ibadah mahdah. Kemuadian dengan sarana budaya, mereka berusaha melestarikan bahkan mengembangkan budaya-budaya yang bertentangan dengan ajaran murni Islam (termaksud banyak unsur bid'ah dan syirik didalamnya), menyebarkan budaya dan pola hidup non muslim, membudayakan sifat malas ibadah, membudayakan hidup santai, selalu ingin bersenang-senang, selalu ingin pesta seremonial belaka, agar ummat Islam ini pasif, statis, tidak produktif, ketinggalan (pikirannya masih kolot) dan seterusnya



Sehingga dimasyarakat beredarlah isu-isu bahwa tidak wajib pakai jilbab karena itu budaya orang Arab, bermunculanlah gerakan-gerakan emansipasi, feminisme, persamaan gender yang mempengaruhi dan meminta dukungan dari ummat Islam, menyerukan agar waspada kepada terorisme, kepada kaum ekstrim, kepada kelompok fundamentalisme.


Faktor-Faktor Ghazwul Fikri (GF)

Para ulama berhasil menemukan dan merumuskan sebab-sebab kemunduran kaum muslimin ini ditinjau dari 2 faktor.

1.    Faktor Internal



a.  Akibat jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan As Sunnah .

Kitabullah yang dulu pertama kali diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, yang kemudian Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya dengan sebaik-baik pengajaran. Kitabullah yang telah mengangkat harkat derajat manusia dari ke-jahiliyah-an yakni masyarakat yang diliput dengan kebodohan. Dengan Kitabullah mereka bangkit dengan memiliki persepsi yang baru tentang kehidupan. Rasul membacakan ayat-ayat Allah kepada para sahabatnya, sehingga membentuk skema berfikir dan konsep diri yang mengakibatkan  cara melihat para sahabat kepada dirinya berbeda dengan cara melihat waktu dulu sebelum mereka menjadi muslim. Mereka tidak pernah berfikir akan mampu mengalahkan Romawi dan Persia, tetapi dengan Islam mereka memiliki konsep diri yang baru dan kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka akan menjadi bangsa besar bahkan mampu menenggelamkan Romawi dan Persia  dan itu sudah terbukti.

Jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya merupakan salah satu yang mengakibatkan umat Islam kini mempunyai konsep diri yang buruk sekali. Seringkali kita menghambat diri kita dari kemajuan yang seharusnya kita capai dengan misalnya mengatakan tidak mungkin menyaingi mereka (musuh-musuh Islam). Menjauhkan umat Islam dari bahasa Al Qur’an adalah akibat yang timbul dari perang pemikiran ini. Seringkali kita mempunyai persepsi bahwa belajar bahasa Al Qur’an (bahasa Arab) itu sulit.

b.            b.  Adanya ketidakpercayaan umat kepada Islam.

Akibat persepsi umat Islam sendiri tentang Islam yang tidak jelas karena bukan Islam yang dipelajari dan dipahami dari Al Qur’an dan Hadits. Dan orang-orang yang benar-benar menguasai tentang itu sangat sedikit akibatnya adalah ketika nilai-nilai yang sesungguhnya cukup kaya dalam Qur’an dan Sunnah tidak lagi dimiliki oleh umat Islam, pada saat itulah umat Islam kekurangan dan kehilangan nilai. Maka yang terjadi adalah munculnya kekalahan internal.

c.             c.Taklid (ikut-ikutan).

Karena umat tidak punya nilai, tidak memiliki prinsip-prinsip yang sangat berharga sebagaimana yang ada di dalam Al Qur’an dan As Sunnah, akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari nilai dari orang lain. Kalau sudah demikian yang terjadi, maka mereka akan mengikuti apa saja sesuai dengan kebiasaan orang lain. Akibatnya adalah ikut-ikutan. Ini yang pernah diantisipasi oleh Rasulullah SAW, dalam haditsnya “Sungguh kalian akan mengikuti cara-cara Sunan, gaya-gaya orang-orang sebelum kalian satu jengkal, satu hasta, satu depa, secara bertahap sehingga sampai mereka memasuki lubang biawak sekalipun kalian akan mengikutinya”. Para sahabat bertanya, ”Yahudi dan Nasrani?”. Jawab Rasul, ”Siapa lagi kalau bukan mereka”.

Antisipasi ini nampaknya sudah terasa di masa sekarang. Penyebabnya adalah umat ini telah kehilangan nilai, prinsip dan tidak punya paradigma dalam hidup serta konsep hidup tidak jelas. Padahal dalam Qur’an dan Sunnah sangat kaya dengan seluruh prinsip kehidupan manusia.

d.             d.Tafriqoh (terjadinya perpecahan di kalangan umat).

Banyaknya organisasi-organisasi dan partai-partai umat Islam yang diakibatkan karena umat sekarang ini tidak punya nilai konsep persatuan dan kesatuan fikrah pemikiran, dan aqidah. Semua terpecah dengan mengikuti pahamnya masing-masing. Akibatnya mereka pun tertinggal dari berbagai macam gelombang kontemporer yang terus berkembang. Seringkali umat Islam tertinggal dalam perkembangan dunia.


2.    Faktor Eksternal



A.       Empat S (4-S)

a.    Sing         

Musik dengan berbagai jenis dan instrumennya.

b.    Sex          

Gambar-gambar pornografi dan film-film yang ditayangkan di televisi yang          sarat dengan unsur pornografi.

c.    Sport

Kegilaan terhadap olahraga yang tampaknya secara lahiriah membawa kebaikan bahkan mengangkat nama bangsa jika berprestasi, namun yang sering dilupakan oleh umat Islam adalah bentuk pakaian yang digunakan di berbagai cabang olahraga yang tidak mencerminkan kultur Islam.

d.   Smoke     

Rokok sudah umum dikonsumsi oleh genersi tua maupun muda, di kalangan awam, intelektual, maupun kaum santri. Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum rokok adalah makruh (sesuatu yang dibenci Allah dan Rasul-Nya). Kecanduan merokok secara umum di kalangan umat Islam, tentunya membawa dampak negatif  bagi ketegaran ibadah dan jiwa perjuangan umat, di dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar secara utuh, serta menghalangi turunnya rahmat Allah kepada mereka.



B.      Empat F (4-F)

a.    Fun         

Lawakan atau tontonan-tontonan yang lucu yang mengajak pemirsanya bergelak tawa, yang sering kali kita jumpai di televisi, panggung-panggung hiburan dan lain-lain. Yang patut disesalkan adalah kegiatan dakwah atau ceramah agama yang terkadang porsi lawakannya justru lebih banyak dari fatwa atu isi dakwah itu sendiri.

b.    Fashion

Generasi muda merupakan konsumen utama dari perkembangan model pakaian yang biasanya banyak berkiblat pada tren model Barat. Sehingga mereka menjadi korban mode yang jauh dari tuntunan Islam.

c.    Food       

Berbagai macam dan merk makanan siap saji dengan sangat mudah sekali cara mendapatkannya dengan harga yang cukup relatif terjangkau. Sisi lain dari makanan jadi ini adalah proses pembuatannya yang terkadang tidak jelas halal haramnya.

d.   Faith       

Kepercayaan yang dimaksud adalah berbagai paham yang dikembangkan oleh orang-orang kafir seperti; Liberalisme, Zionisme, Sekularisme, Kapitalisme, Nasionalisme, Demokrasi ala Barat, Weternisasi, Kristenisasi, Emansipasi, Karierisasi, dan pemberlakuan HAM yang melebihi ketentuan hukum syara’ sesuai yang termaktub dalam Al-qur’an dan Al-hadits.



     Demikianlah beberapa isi dari ghazwul fikri yang harus dan wajib diketahui oleh umat Islam diseluruh penjuru dunia, karena ghazwul fikri ini sangat dahsyat dalam mempengaruhi jalan pemikiran umat Islam itu sendiri.

*Dikutip dari berbagai sumber*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar