I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah logam
atau metal berasal dari bahasa Yunani yaiut, metallon adalah sebuah unsur kimia yang membentuk ion dan memiliki
ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan
elektron. Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan menghilangkan
elektronnya, kemudian bereaksi dengan oksigen diudara untuk membentuk oksida
basa. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam
dapat diperoleh dengan cara menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun
yang bercampur dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni
diantaranya adalah emas, platina, perak, bismuth dan lain-lain. Sedangkan ada
juga bijih logam yang bercampur denan unsur lain seperti tanah liat, fosfor,
silikon, karbon, serta pasir.
Logam yang
ditemukan berbentuk mineral atau bijih didalam tanah. Akan teapi, sebagian
logam ditemukan bercampur atau menyatu dengan zat lain tersebarr dalam batuan
bumi. Didalam bumi terdapat campuran air dan mineral yang sangat panas.
Campuran tersebut dapat bereaksi dengan batuan disekitarnya dan mengendapkan mineral.
Air panas dalam bumi dapat mersap kedalam retakan pada lapisan batuan dan
bereaksi dengan beberapa jenis batuan seperti batu gamping. Ada juga air panas
nyang terdapat di dalam bumi merembes melalui larva gunung berapi. Air laut
kuno yang terperangkap dalam lapisan batuan dapat menjadi hangat dan
mengendapkan mineral dalam retakan atau meresap melalui dasar laut dalam bentuk
sumber air. Air mengalir membawa mineral dan mengendapkan ke dasar laut, dan
mengalami kristalisasi.
B. Tujuan
Penulisan
Mengetahui dan mengenal logam, jenis logam, dan
pengolahan logam serta penerapannya dalam bidang pertanian.
I.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logam adalah
kelompok unsur kimia yang berwujud padatan mengkilap, merupakan penghantar
panas dan listrik yang baik. Tidak semua logam memiliki sifat ini (misalnya
merkuri adalah cairan). Dalam kimia, ada dua jenis logam. Logam dari blok s dan
p (misalnya Natrium dan Aluminium) biasanya merupakan unsur reaktif. Kelompok
ini membentuk koordinasi. Semua logam mempunyai oksida yang basa (Daintith,
1990)
Logam umumnya
bersifat sebagai reduktor, sebab dapat dioksidasi. Logam-logam yang berada
dalam golongan utama dalam sistem periodik, umunya merupakan pereduksi kuat.
Sedangkan pada logam-logam yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat
pereduksi yang relatif lebih rendah dari logam golongan utama. Logam yang
memiliki jari-jari lebih besar, umunya bersifat lebih reaktif, sebab kemampuannya
untuk melepaskan elektrin pada kulit terluar lebih mudah. Dengan adanya deret
volta, logam dapat dijelaskan lebih baik dimana deret tersebut menunjukkan
kemampuan suatu logam untuk bereaksi dengan kation logam lain, sehingga
membentuk logam dan kation logam yang baru.
B. Jenis – Jenis Logam
Dalam ilmu logam, jenis-jenis logam
digolongkan menjadi 3 kelompok dan penjelasannya sebagai berikut:
1.
Logam
Berat (Besi/Baja, Nikel, Tembaga, dan Timah)
a.
Besi/Baja
Merupakan
bahan yang sering digunakan dan dipakai dalam dunia industri yang merupakan
sumber paling besar. Besi dan baja mempunyai sifat yang bervariasi, artinya
memiliki sifat dari yang lunak sampai yang paling keras dan tajam sebagai alat
pemotong (pisau). Untuk itulah besi kaya akan sifat-sifat, dari unsur besi
dapat dibuat berbagai jenis struktur logam. Kandung besi dan baja kira-kira
0,25% Si, 0,3-1,5% Mn dan unsur pengotor lain seperti P, S dan lain-lain.
b.
Nikel
Nikel
memiliki warna putih keperak-perakan, mudah ditempa, sedikit ferrogmatis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik. Dalam skala
besar, nikel dimanfaatkan sebagai pembuatan baja tahan karat dan alloy lain
yang bersifat tahan korosi dan juga dimanfaatkan untuk membuat uang koin,
melapisi senjata dan ruangan besi. Nikel ditemukan banyak dalam meteorit dan
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit lainnya. Meteorit besi atau
siderit dapat mengandung allot besi dan nikel berkadar 5-25%.
c. Tembaga
Tembaga
dalam dunia industri, sebagian besar digunakan sebagai kawat atau bahan untuk
penukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik dan panasnya yang baik.
Potensial elektroda standarnya positif (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+),
tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan
adanya oksigen dapat teralarut sedikit. Tembaga berwarna merah muda yang lunak
dan dapat ditempa serta liat. Unsur tembaga di alam, dapat ditemukan dalam
bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk
persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. (Petrucci, 1989)
d. Timah
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah
ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi
bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah dibawah suhu 13,20C dan
tidak memiliki sifat logam sama sekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih
disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal.
Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat
ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth,
atau gallium.
1.
Logam
Ringan (Aluminium, Magnesium, dan Natrium)
a.
Aluminium
Adalah
logam yang paling banyak terdapat dikerak bumi dan unsur ketiga terbanyak
setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapar di kerak bumi sebanyak kira-kira
8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi. Aluminium (dalam
bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari magma asam yang
mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual yaitu proses
pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.
b.
Magnesium
Magnesium merupakan unsur logam alkali tanah yang berwarna
putih perak, kurang reaktif dan mudah dibentuk atau ditempa ketika dipanaskan.
Magnesium tidak bereaksi dengan oksigen dan air pada suhu kamar, tetapi dapat
bereaksi dengan asam. Pada suhu 800oC magnesium bereaksi dengan
oksigen dan memancarkan cahaya putih terang. Di alam magnesium banyak terdapat
pada lapisan-lapisan batuan dalam bentuk mineral seperti carnallite, dolomite
dan magnesite yang membentuk batuan silikat. Selain itu dalam bentuk garam
seperti magnesium klorida (Hafiyah, 2011).
c.
Kalsium
Kalsium merupakan logam alkali tanah yang reaktif, mudah
ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan air
dan membentuk kalsium hidroksida dan hydrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam
bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu
kalsit, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum,
kalsium fluoride (CaF2) dalam fluorit serta kalsium fosfat (Ca3(PO4)2)
dalam batuan fosfat dan silikat. Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen di
udara pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan. Kalsuim
terbakar hanya menghasilkan oksidanya (Sunardi, 2008).
2.
Logam
Mulia (Emas, Perak dan lain-lain)
a.
Emas
Emas murni atau pure gold adalah
suatu logam yang mengandung 99.5 % atau lebih Au (Aurum) di dalamnya. Logam
campur emas adalah logam mulia yang dicampur dengan logam yang kurang mulia.
Logam yang dipakai disini adalah emas (Au) 24 karat dan logam lainnya seperti
perak (Ag), tembaga (Cu), platina (Pt), palladium (Pd) dan seng (Zn). Logam
mulia digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan karena daya tahannya terhadap
karat dan korosi.
b.
Perak
Perak termasuk logam
mulia karena tidak mengalami proses korosif, namun perak bisa mengalami proses
oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan kehitaman pada
permukaan perak yang biasa disebut "tarnish". Namun proses oksidasi
ini tidak mengakibatkan kerusakan pada unsur tersebut, beda hal-nya dengan
proses korosi pada logam besi (Fe). Untuk keperluan pengolahan menjadi
perhiasan, perak biasanya dilapisi dengan unsur lain yang lebih tahan terhadap
oksidasi seperti Rhodium. Dengan lapisan ini, perhiasan perak menjadi tahan
oksidasi serta penapilannya lebih berkilau.
Sedangkan
jenis logam berdasarkan bahan dasar yang membentuknya dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
1.
Logam Besi (ferrous) yaitu
suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi.
Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu besi tuang, besi tempa, baja lunak,
baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta baja karbon tinggi dan campuran.
2.
Logam Bukan Besi
(non-ferrous) yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Jenis-jenis
logam ini antara lain yaitu tembaga (Cu), Aluminium (Al), Timbal (Pb), dan
Timah (Sn).
A. Pembuatan Logam
Proses penyelesaian logam dan non logam dari bentuk bijih besi (raw
material) menjadi barang yang dapat digunakan. Hampir semua logam dibuat
mula-mula dalam bentuk balok "ingot" (ingot casting) hasil proses
pemurnian logam dari bijihnya, yang kemudian merupakan bahan baku untuk proses
selanjutnya. Proses ini menyangkut penyelesaian suatu bahan yang mula-mula
dicetak dalam suatu cetakan kemudian dengan proses lain dibentuk, dipotong,
dihaluskan, disambung atau dirubah sifat phisisnya menjadi produk yang
dikehendaki.
Pada dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam dapat dikelompokkan
menjadi :
1.
Proses
pengecoran.
Proses pengecoran adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya
merubah bentuk logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan kedalam
suatu cetakan dengan dtuang atau ditekan. Di dalam cetakan ini logam cair akan
membeku dan menyusut
2.
Proses
pembentukan
Proses pembentukan logam adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya
dilakukan dengan memberikan gaya luar (menekan, memadatkan, menarik) hingga
berubah bentuk secara plastis. Bahan logam sebelumnya dapat dipanaskan terlebih
dahulu sampai mencapai batas tertentu atau logam tetap dingin dalam arti
dibawah batas temperatur tertentu. Kondisi pertama disebut proses pengerjaan
panas (Hot Working Process), sedang yang terakhir disebut proses pengerjaan
dingin (Cold Working Process).
3.
Proses
pemotongan
Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang menggunakan
mesin-mesin perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang digunakan dengan
membuang sebagian material, sedang perkakas potongnya dibuat dari bahan yang
lebih keras dari pada logam yang dipotong.
4.
Proses
penyambungan atau penyatuan.
Proses ini sering diartikan pengelasan, tetapi sebenarnya pengelasan
tersebut merupakan bagian dari proses penyambungan. Pada dasarnya proses ini
dapat dilakukan tanpa atau dengan mencairkan logam yang disambung, dengan atau
tanpa logam pengisi, dengan atau tanpa tekanan dan dengan perekat atau
adhesive. Contoh proses ini antara lain : pengelasan, solder, pengelingan dan
lain-lain.
5.
Proses
perlakuan phisis.
Proses perlakuan phisis adalah proses pengerjaan dengan jalan merubah
sifat-sifat phisis dari logam tanpa adanya perubahan bentuk fisik, seperti :
proses perlakuan panas (Heat Treatment), benturan peluru (Shot Peening) dan
lain-lain.
6.
Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir.
Proses ini digunakan untuk memberikan kondisi permukaan tertentu dari
benda jadi (produk), sehingga terjadi perubahan dimensi yang sangat kecil.
Secara keseluruhan, bentuk dan ukuran boleh dikata tidak mengalami perubahan
yang berarti. Kondisi permukaan tertentu yang dimaksud adalah antara lain
bewarna mengkilat, pemeliharaan-pencegahan dari perubahan unsur serta bentuk
permukaan, melalui proses pengecatan, proses anoda, pelapisan permukaan dengan
unsur tertentu dan lain-lain.
B. Pemanfaatan Logam Di Bidang
Pertanian
Secara umum, pemanfaatan logam dalam
pertanian biasanya diterapkan pada komposisi pupuk yang mengandung logam
Kalium. Sebagai contoh komposisi Kalium Sulfat (K2SO4) dan
Kalium Klorida (KCl). Dalam hal pengembangan teknologi dan mekanisasi pertanian
logam berat menjadi pilihan komposisi perakitan alat dan mesin contohnya besi
dan baja yang diterapkan pada kekuatan peralatan dan mesin agar tahan lama dan tidak
mudah patah. Kategori logam ringan contohnya Natrium dikembangkan sebagai anti
septik, racun tikus, dan obat pembasmi serangga menjadi Natrium Florida (NaF). Kegunaan
tembaga dalam bidang pertanian bermanfaat sebagai racun serta algisida pada
proses pemurnian air
I. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Logam merupakan
kategori unsur kimia yang berwujud padatan, mengkilap, merupakan penghantar
panas dan listrik yang baik.
2. Logam dibagi
dalam 3 kelompok jenis logam antara lain, logam berat, logam ringan, dan logam
mulia.
3. Berdasarkan bahan
dasarnya, logam dibagi menjadi 2, yaitu logam besi (ferrous) dan logam bukan
besi (non-ferrous)
4. Pengolahan logam
terbagi menjadi 6 proses sebagai berikut: proses
pengecoran, proses pembentukan, proses pemotongan, proses penyambungan atau
penyatuan, proses perlakuan phisis, proses
penyelesaian atau pengerjaan akhir.
5. Pemanfaatan logam dipertanian bisa diterapkan dalam hal
mekanisasi dan penanganan kesuburan tanaman dan pencegahan hama.
B. Saran
Perlu perhatian dan penambahan lebih lanjut bagi pembaca
terhadap isian makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Daintith, John.
1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta:
Erlangga.
Petrucci,H. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Sunardi.2008. Unsur
Kimia. Bandung: Yrama Widya.